Penyusunan Bahan Ajar Berbasis TIK

Untuk menyusun dan membuat bahana ajar berbasis TIK bagi guru-guru SMA di Indonesia mulai sekarang tidaklah sulit, karena Direktorat Pembinaan SMA melalui Subdit Pembelajaran sudah membuat panduannya. Sehingga para guru SMA dalam membuat bahan ajar berbasis TIK sudah menguasainya dengan baik. Bahan ajar berbasis TIK idealnya sudah standar, sudah layak pakai sesuai petunjuk terserbut. Bahan ajar yang akan saya coba susun sekarang adalah bahan ajar berbasis TIK yang kana digunakan oleh guru. Penyusunan/pembuatan secara teknis akan dibahas pada postingan berikutnya.
Bahan ajar berbasis TIK memiliki karakteristik yang berbeda dengan bahan ajarbiasa seperti buku, modul maupun handout. Karakteristik umum bahan ajar berbasis TIK adalah dalam hal penggunaan TIK untuk penyusunan maupun penggunaannya. Sesuai dengan arah pengembangan bahan ajar berbasis TIK yang dilakukan oleh Direktorat Pembinaan SMA melalui website PSB-SMA, maka penyusunan bahan ajar berbasis TIK harus memenuhi kaidah-kaidah yang telah ditetapkan, baik pada tahap perencanaan, persiapan, penyusunan, penilaian atau validasi dan pengiriman bahan ajar berbasis TIK.
Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan dalam menyusun bahan ajar berbasis TIK bertujuan untuk menentukan karakteristik SK-KD suatu mata pelajaran apakah pembelajarannya dapat dikembangkan menggunakan bahan ajar berbasis TIK. Seperti halnya pada pemetaan SK-KD dalam penyusunan silabus, maka pemetaan SK-KD dalam penyusunan bahan ajar juga harus memperhatikan tingkatan ranah berfikir dan karakteristik materi yang dikembangkankannya. Dengan analisis ini diharapkan diperoleh gambaran yang jelas mengenai jenis  bahan ajar yang dapat digunakan, strategi penggunaan bahan ajar serta alokasi waktu yang tepat Pemetaan SK-KD untuk menentukan jenis bahan ajar yang digunakan untuk pembelajaran dapat menggunakan format sebagai berikut.
Dari tabel format diatas dapat dilihat bahwa secara umum, pemetaan SK-KD penyusunan bahan ajar memiliki karakteristik yang sama dengan yang digunakan untuk penyusunan silabus, yang membedakan adalah bahwa dalam pemetaan ini harus secara tegas diidentifikasikan Karakteristik Materi dan Jenis Bahan ajar. Identifikasi karakteristik materi penting dalam menentukan jenis bahan ajar yang akan disusun maupun digunakan. Identifikasi karakteristik materi harus mengacu pada pada SK, KD maupun Indikator pencapaian.
Ada tiga kemungkinan karakteristik materi yang diperoleh dari hasil identifikasi, yaitu :
  1. Kongkrit, materi yang secara nyata dapat dilihat dan dirasakan, seperti batu, kayu, awan, dan sebagainya
  2. Abstrak, materi yang tidak nyata maupun dapat dirasakan atau memerlukan alat bantu untuk membuktikannya, seperti rumus kimia, bentuk sel, bentuk bakteri, aliran udara dan sebagainya
  3. Simulatif, yaitu materi memerlukan permodelan atau aktifitas yang dimodelkan, seperti terjadinya gerak melingkar, terjadinya aliran angin, terjadinya banjir, terjadinya gunung meletus dan sebagainya
Ada tiga variable yang digunakan untuk menentukan jenis bahan ajar dalam suatu pembelajaran, yaitu: Karakteristik materi dan Tahap berfikir pada Indikator Pencapaian serta jenis kegiaan pembelajarannya. Pada umumnya, materi yang bersifat abstrak dan simulatif memerlukan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk memahami karena memerlukan tingkat berfikir yang kompleks. Indikator pencapaian yang memerlukan tahap berfikir tinggi memerlukan materi yang mudah dikenali dan terkadang memerlukan
media untuk memudahkan dalam pencapaian materi ajar.
Pada umumnya materi abstrak atau simulatif, memerlukan tahap berfikir tinggi serta kegiatan pembelajaran yang bersifat tatap muka akan lebih mudah dipahami peserta didik apabila menggunakan bahan ajar berbasis TIK dalam kegiatan pembelajarannya.
Tahap Persiapan
1. Penentuan Materi Ajar
Penetuan materi ajar merupakan kegiatan pengumulan dan identifikasi materi ajar yang akan digunakan untuk menyusun bahan ajar berbasis TIK. Penentuan materi harus mengacu dari hasil analisis SK, KD dan indikator pencapaian yang telah dibuat melalui pemetaan SK-KD.
2. Penentuan Jenis Software
Saat ini banyak sekali software yang dapat digunakan untuk menyusun bahan ajar berbasis TIK dari yang sederhana sampai yang kompleks. Penentuan jenis software sangat tergantung dari kemampuan penyusun dalam memanfatkan software yang ada.
Beberapa software yang dapat digunakan untuk penyusunan bahan ajar berbasis TIK antara lain Microsoft Power Point, Macromedia Flash, dan Authorware, Autoplay, Lectora, dan sejenisnya.
3. Penentuan Jenis bahan Ajar berbasis TIK
Pengembangan bahan ajar berbasis TIK diperlukan untuk meningkatkan interaktivitas peserta didik dengan materi yang diajarkan. Dengan demikian harus dirancang agar menarik peserta didik.
Peserta didik akan merasa tertarik untuk belajar dengan bahan ajar berbasis TIK apabila:
a.  terdapat tantangan
b.  terlibat dalam mengambil sebuah keputusan
c.  diperbolehkan untuk mengeksplorasi bahan ajar
d.  mendapatkan informasi tambahan yang sesuai
e.  diperbolehkan untuk berbuat kesalahan tanpa disertai sanksi
f.  pembelajaran menyenangkan bagi mereka
Interaktivitas bahan ajar sangat tergantung dengan karakteristik materi yang akan diajarkan. Terdapat empat tingkatan interaktifitas yang dapat ditempuh. Tidak semua materi diharuskan memiliki interaktifitas yang tinggi, bergantung dari materi yang akan disampaikan. Tahapan itu terbagi sebagai berikut.
1) Tingkat I: Pasif
Pada tingkatan ini, peserta didik hanya bertindak sebagai penerima informasi. Peserta didik membaca teks atau melihat gambar yang ditampilkan. Interaksi yang terjadi hanya pada saat peserta didik menekan tombol navigasi untuk maju ke halaman berikutnya atau mundur ke halaman sebelumnya. Tingkat I saat ini masih mendominasi bahan ajar yang telah dibuat oleh pendidik di seluruh Indonesia. Tingkat ini masih relevan apabila yang disampaikan adalah pengetahuan. Pada tingkat I ini dapat diterapkan evaluasi pilihan ganda, rollover sederhana (jika mouse melewati suatu area tertentu, maka area tersebut berubah), animasi sederhana, pop-up (pada saat peserta didik mengklik satu tombol, akan keluar informasi tambahan).
2) Tingkat II: Interaksi Terbatas
Pada tingkatan ini, peserta didik memberikan respon sederhana atas instruksi yang diberikan. Tambahan dari tingkat I adalah, pada tingkat ini terdapat pilihan ganda berdasarkan soal cerita, menjodohkan antara teks dan gambar. Simulasi mungkin ada tetapi peserta didik hanya mengikuti alur atau prosedur yang ditampilkan, peserta didik belum memasukkan respon terhadap apa yang dilihat. Dapat juga dimasukkan animasi interaktif yang memungkinkan peserta didik menyelidiki atau mengeksplorasi lebih jauh. Tingkat II baik digunakan untuk pembelajaran yang bersifat pemahaman.
3) Tingkat III: Interaksi kompleks
Pada tingkat ini, peserta didik mulai memberikan respon yang bervariasi terhadap petunjuk yang diberikan. Selain interaksi yang ada pada tingkat sebelumnya, pada tingkat ini peserta didik mengisi sebuah kotak isian dan memanipulasi gambar yang disajikan untuk menakar sampai sejauh mana pemahaman peserta didik terhadap materi yang disampaikan. Pada tingkat ini, peserta didik dapat memasukkan variabel nyata yang diinginkan. Variabel yang dimasukkan akan berpengaruh terhadap simulasi yang terjadi pada layar.
Tingkat III baik digunakan untuk pembelajaran yang bersifat Aplikasi dan Analisa.
4) Tingkat IV: Interaksi langsung
Interaksi langsung menciptakan sebuah bahan ajar yang bertindak seperti layaknya yang akan terjadi pada dunia nyata. Peserta didik
terlibat dalam sebuah simulasi yang mirip dengan kehidupan nyata. Stimuli dan respon dikoordinasikan dengan lingkungan nyata. Pembelajaran dan penilaian langsung terjadi, dan bahan ajar ini memungkinkan kolaborasi dengan peserta didik lain atau dengan
pendidik. Tingkat IV baik digunakan untuk pembelajaran yang bersifat Sintesa dan Evaluasi.
Penyusunan Storyboard
Storyboard (cetak biru bahan ajar) sebagai kerangka acuan dalam menyusun bahan ajar berbasis TIK berupa urutan tampilan bahan ajar yang akan dikembangkan. Penyusunan storyboard adalah salah satu cara alternatif untuk mensketsakan kalimat penuh sebagai alat perencanaan. Storyboard menggabungkan alat bantu narasi dan visual pada selembar kertas sehingga naskah dan visual terkoordinasi dengan baik. Komponen yang harus ada pada storyboard meliputi urutan tampilan, Materi Tampilan, Diskripsi, Navigasi dan Tata letak/disain tampilan.
Berikut ini adalah contoh storyboard:
Storyboard
(Judul Bahan Ajar)
A. Identitas Bahan Ajar
1. Standar Kompetensi :
2. Kompetensi Dasar :
3. Indikator Pencapaian :
4. Kelas/Semester :
5. Model Bahan Ajar : Tutorial/Simulasi/Presentasi
Tahap Penyusunan
Kegiatan penyusun bahan ajar berbasis TIK tergantung dari karakteristik materi yang akan dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran. Penyusunan bahan ajar harus mengikuti kaidah-kaidah yang baku dalam penyusunan bahan ajar. Secara umum, bahan ajar harus memuat :
1. Judul, kelas, semester dan identitas penyusun
Pada umumnya judul bahan ajar, kelas, semester dan identitas terletak pada halaman muka (beranda). Hal ini penting diperhatikan agar memudahkan pemakai dalam memilih bahan ajar yang akan digunakan.
2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar harus diinformaskan dalam bahan ajar yang disusun karena sebagai acuan bagi pemakai mengenai kompetensi yang harus dicapai peserta didik setelah mempelajari materi yang terdapat pada bahan ajar tersebut.
3. Indikator Pencapaian
Indikator pencapaian menggambarkan hasil-hasil yang harus dicapai peserta didik setelah mempelajari materi yang ada pada bahan ajar. Indikator pencapaian lebih menekankan pada aspek hasil belajar yang merupakan tahapan untuk mencapai kompetensi sesuai dengan standar kompetensi maupun kompetensi dasarnya
4. Materi Bahan Ajar
Materi bahan ajar berbasis TIK harus memperhatikan tingkat interaktivitas bahan ajar yang disusun. Pengorganisaian materi bahan ajar harus mencerminkan aspek yang dilihat dari :
  • Kompleksitas, materi harus dikembangkan dari yang sederhana menuju yang kompleks baik dalam pengembangan konsep maupun contoh-contoh pendukungnya
  • Urgenitas, materi inti harus dikembangkan lebih dulu dari pada materi pengembangan.
  • Keruntutan, materi harus memberikan pemahaman yang runtut terhadap pemahaman konsep. Penyusunan materi yang tidak runtut menyulitkanpeserta didik dalam memahami hubungan antar konsep dan sulitmemetakan dalam pikiran.
5. Latihan soal
Latihan soal atau pemberian contoh permasalahan merupakan hal penting yang ada pada bahan ajar berbasis TIK karena dapat untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang diberikan pada saat pembelajaran. Pemberian contoh soal dan permasalahan juga bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman terhadap materi yang ada pada bahan ajar melalui pembahasan bersama
6. Uji kompetensi
Bahan ajar yang baik harus menyertakan bahan uji kompetensi yang disusun berdasarkan kisi-kisi yang disesuaikan dengan SK, KD dan Indikator Pencapaiannya. Soal Pada Uji Kompetensi umumnya disertai balikan (feedback) agar peserta didik dapat mengetahui kompetensi mana yang telah tercapai dan mana yang belum tercapai
7. Referensi
Referensi adalah acuan atau sumber materi yang digunakan dalam penyusunan bahan ajar. Penyertaan referensi pada bahan ajar penting untuk menghindari plagiasi dan dapat dijadikan sebagai rujukan apabila memerlukan informasi lebih lanjut
Komponen Penilaian Bahan Ajar
Komponen Instrumen penilaian bahan ajar mengacu pada empat bagian yaitu:
a. Subtansi Materi : kebenaran, kedalaman, kekinian, dan keterbacaan
a.1. Kebenaran : bahan ajar yang disajikan tidak menyimpang dari kebenaran ilmu
a.2. Kedalaman : bahan ajar yang disajikan sesuai dengan kedalaman materi
a.3. Kekinian : bahan ajar yang disajikan sesuai dengan perkembangan ilmu
a.4. Keterbacaan : bahan ajar yang disajikan menggunakan tata bahasa yang baku dan dapat dimengerti
b. Desain Pembelajaran : judul, SK, KD, indikator, materi, contoh soal, latihan, penyusun, dan referensi
b.1. Judul : sesuai dengan materi
b.2. SK : sesuai dengan SI
b.3. KD : sesuai dengan SI
b.4. Indikator : penanda pencapaian kompetensi peserta didik atau peserta didik
b.5. Materi : sesuai dengan SK – KD
b.6. Contoh soal : sesuai dengan indikator pencapaian
b.7. Latihan : sesuai dengan indikator pencapaian
b.8. Penyusun : identitas penyusun
b.9. Referensi : mencantumkan daftar rujukan
c. Tampilan (komunikasi visual) : navigasi, tipografi, media, warna, animasi dan simulasi
c.1. navigasi : kemudahan akses antar slide
c.2. Tipografi : proporsional antara besar huruf dan ruang slide
c.3. Media : gambar, suara, video sesuai dengan materi yang disajikan
c.4. Warna : harmonisasi warna
c.5. animasi : animasi sesuai dengan peruntukan
c.6. Layout : desain tampilan bahan ajar
d. Pemanfaatan Software : interaktif, software pendukung, keaslian
d.1. Interaktif : Umpan balik dari sistem ke pengguna
d.2. Software pendukung : penggunaan software pendukung selain software utama pembuatan bahan ajar
d.3. Keaslian : keaslian karya bahan ajar
Contoh bahan ajar berbasis TIK untuk guru yang saya buat adalah mata pelajaran bahasa Indonesia, Insya Allah akan saya postingkan pada seri berikutnya.

Referensi:
Panduan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis TIK-Dit PSMA-2010

Sumber : Awan Sundiawan

Komentar